Data Buku: Judul Buku : Selubung Kirmizi, Jejak-Jejak Penyaliban Almasih
Penulis : Luis M.Bermejo, SJ
Penerbit : Kanisius
Cetakan : I, 2008
Tebal : 320 halaman
Kisah tentang sengsara dan wafat Yesus bukan menjadi hal asing lagi di telinga banyak orang, terutama umat Kristiani. Kisah-kisah tersebut dapat dibaca dari keempat Injil, yang hampir seluruhnya memuat kisah yang serupa. Peristiwa dan unsur-unsur di dalamnya (tokoh-tokoh, budaya dan hukum) ditampilkan sedemikian jelas dalam keempat Injil. Namun apakah kita sudah sungguh memahami secara mendalam kisah-kisah dibalik peristiwa sengsara dan wafat Yesus, yang ditulis dalam keempat Injil itu? Seberapa dalamnya kita mengerti situasi dan unsur-unsur dalam peristiwa tersebut?
Akhir-akhir ini memang sudah banyak studi atau pun kursus untuk mendalami Kitab Suci, yang bertujuan untuk memahami Kitab Suci dari berbagai segi yang melatarbelakangi penulisan Kitab Suci tersebut. Namun studi atau pun kursus untuk mendalami Kitab Suci itu pun memerlukan biaya yang tak sedikit, yang bagi sebagian besar orang dirasa berat. Juga butuh waktu yang cukup panjang, sehingga bagi mereka yang tak punya cukup waktu khusus akan menjadi kesulitan tersendiri.
Menjawab kebutuhan akan pendalaman Kitab Suci tersebut, sudah banyak ahli Kitab Suci yang mencoba membuat tafsiran-tafsiran atau pun keterangan-keterangan tentang Kitab Suci dengan cara menulis buku-buku. Tentu saja para penulis berharap agar penulisannya tersebut akan membantu pemahaman umat dalam mendalami Kitab Suci dari berbagai segi. Demikian pula dengan buku Selubung Kirmizi yang ditulis Luis M Bermejo, SJ ini. Buku ini mencoba menjelaskan Kitab Suci, terutama peristiwa dan unsur-unsur dalam kisah Sengsara dan Wafat Yesus.
Mengapa hanya kisah Sengsara dan Wafat Yesus? Jawabannya singkat: Sengsara dan Wafat Yesus merupakan pokok dari iman Kristiani. Oleh karena pentingnya kisah ini, kebutuhan akan pemahaman yang lebih mendalam sangat diperlukan. Dalam buku ini penulis membeberkan peristiwa Sengsara dan Wafat Yesus disertai dengan penjelasan tokoh-tokoh, situasi politik, agama dan budaya yang ada serta maknanya bagi Gereja dalam pengajarannya.
Penjelasan mengenai peristiwa seputar sengsara dan wafat Yesus diawali dari perayaan Paskah yang dilakukan Yesus beserta para muridNya, yang merupakan tradisi agama Yahudi. Kemudian perayaan Paskah Yahudi ini mendapat nilai Kristiani sampai saat ini yang dirayakan dalam Ekaristi. Perayaan Paskah yang dilakukan oleh Yesus itu merupakan penetapan Ekaristi oleh Yesus. Kata-kata inisiasi yang diucapkan Yesus mendapat makna baru dalam iman Kristiani saat ini. Korban anak domba dalam Perayaan Paskah Yahudi diganti dengan korban Diri Yesus dalam Ekaristi.
Tokoh-tokoh yang ada dalam peristiwa sengsara dan wafat Yesus juga ditampilkan dalam buku ini, terlebih tokoh-tokoh yang dianggap berperan penting dalam rangkaian peristiwa ini. Tokoh-tokoh itu yakni: para penguasa Yahudi (94-110), dua murid yang tidak setia (148-181), dan Pontius Pilatus (182-203). Tokoh-tokoh ini dijelaskan sesuai dengan peran masing-masing baik dalam peran mereka dalam agama, pemerintahan atau pun kaitannya dengan sengsara dan wafat Yesus. Hal ini akan membantu para pembaca untuk lebih memperdalam pemahaman akan kisah sengsara dan wafat Yesus.
Hal lain yang sangat berpengaruh dalam kisah sengsara dan wafat Yesus yakni keputusan pengadilan negeri untuk menghukum mati Yesus. Dijelaskan alasan-alasan yang mendasari keputusan untuk menjatuhkan hukuman mati kepada Yesus, baik dari segi politik maupun agama Yahudi. Digambarkan pula bagaimana penyesahan yang kejam, biadab dan tak manusiawi yang diterima Yesus oleh pemerintahan Romawi. Semua ini membantu kita dalam memaknai permenungan kita akan sengsara yang diterima oleh Yesus.
Sebagaimana tujuan awal dari buku ini untuk memberikan gambaran dan penjelasan tentang peristiwa sengsara dan wafat Yesus, buku ini sangat membantu pembaca dalam memperdalam pengetahuan dan bahkan imannya akan Yesus Kristus, khususnya bagi umat Kristiani. Selain itu, buku ini juga bisa digunakan sebagai gambaran bagi tokoh-tokoh penegak keadilan atau pun tokoh-tokoh kemanusiaan karena di dalamnya tak hanya bernuansa injili melainkan juga kemanusiaan. (St Sigit Pranoto SCJ)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar